1. John Napier (1550-1617)
John Napier (1550 - 1617) lahir Edinburgh, Skotlandia, pada tahun 1550. Ia adalah anak dari seorang tanah yang kaya yang meninggal pada saat ia masih muda. Ia belajar bahasa Latin, Yunani, dan matematika dari seorang guru privat. Pada usia 13 tahun, ia belajar di Universitas St. Andrews. Secara mengejutkan, ia tidak menyelesaikan gelar universitasnya akan tetapi pergi ke Eropa. Ia kembali ke rumah pada usia 21 tahun dan menikah setahun kemudian. Istri pertamanya meninggal dunia di tahun 1579 dan ia menikah lagi beberapa tahun kemudian.
Pada masa tersebut terjadi pergolakan untuk menentukan siapa penguasa kerajaan Inggris selanjutnya. Beberapa pertikaian muncul mengenai penentuan apakah Inggris akan menjadi negara Katolik atau Protestan. John Napier terlibat dalam tiga peristiwa untuk mendukung gereja Protestan sebagai pembelaannya terhadap King James VI dari Skotlandia.
Pada tahun 1614, ia telah menyelesaikan buku pertamanya mengenai logaritma. Ia menemukan metode perkalian bilangan dengan menambah logaritmanya kemudian menggunakan invers logaritma untuk mendapatkan hasil akhir. Napier juga menemukan sehimpunan bilangan batang, yang sekarang disebut dengan Napier's bones, yang digunakan untuk mengalikan bilangan-bilangan. Penemuan-penemuan Napier adalah awal dari digunakannya penggaris geser dan kalkulator. Napier meninggal dunia di Puri Merchiston pada tanggal 4 April 1617 dalam usia 67 tahun.
2. Wilhelm Schickard (1592-1635)
Selain studi bahasa klasik dan survei tanah Swabia di barat daya Jerman, Wilhelm Schickard teolog, profesor bahasa Ibrani di Tübingen universitas, ditangani secara intensif dengan matematika dan astronomi. Untuk mengatasi dan mewakili masalah di daerah ini, ia dikandung model yang ia mencatat dalam tulisan-tulisan rinci dan sketsa. Ini termasuk "perhitungan astronomi tongkat" (yaitu tabel astronomi pada Napier tulang seperti tongkat) di sekitar 1630 dan planetarium tangan di sekitar 1632-Nya" menghitung jam "dari 1623 menguasai empat operasi dasar aritmatika dan memiliki memori: awalnya, dia punya itu dibangun untuk digunakan sendiri. Schickard, yang tidak pernah meninggalkan Jerman selatan, terlibat dalam korespondensi panjang dengan ulama lainnya. Johannes Kepler adalah salah satu yang menunjukkan minat dalam bantuan ini untuk perhitungan orbit planet yang kompleks. Mesin penghitung kedua, namun, tidak pernah dibangun sejak Schickard meninggal tak lama setelah itu dari wabah.
3. Blaise Pascal (1623 – 1662)
Blaise Pascal (1623 -1662), seorang ahli filosofi dan matematika, menemukan alat penghitung mekanik pertama yang berupa mesin. Alat tersebut diberi nama PASCALINE. Pascaline menggunakan roda penghitung untuk menjumlahkan suatu bilangan. Penemuan Blaise Pascal ini sangat dikenal dan dipuji oleh orang-orang sampai ke seluruh Eropa. Kelemahan Pascaline adalah sukar untuk diperbaiki jika rusak dan yang bisa memperbaikinya hanyalah Blaise Pascal sendiri. Kelemahan Pascaline tersebut menyebabkan orang menganggap peralatan tersebut terlalu kompleks. Hingga pada tahun 1960, alat hitung dengan desain “roda penghitung” ini masih digunakan dan selanjutnya ketika ditemukannya alat penghitung elektronik, alat ini dianggap usang dan mulai ditinggalkan.
4. Gottfried Wilhelm Leibniz (1646 – 1716)
Leibniz adalah anak seorang profesor filsafat moral, Friedrich Leibniz warganegara Jerman. Ibu Leibniz adalah Catharina Schmuck, anak seorang pengacara. Ayah Leibniz meninggal, saat Leibniz masih berusia 6 tahun dan dia dibesarkan oleh ibunya. Nilai moral dan religius memegang peran penting dalam kehidupan dan falsafah hidupnya, barangkali merupakan turunan dari ayahnya. Setelah sekolah, Leibniz mulai mempelajari buku-buku peninggalan ayahnya, teristimewa buku-buku tentang metafisik dan theologi dari penulis-penulis Katholik maupun Protestan.
Leibniz tidak puas dengan sistem (filsafat) Aristoteles dan berusaha mengembangkan ide-idenya. Tahun 1661, saat umur 15 tahun (tergolong jenius), dia masuk universitas Leipzig dengan jalur minat hukum. Dua tahun kuliah di bidang hukum ternyata tidak menarik hatinya dan waktunya lebih banyak digunakan untuk membaca buku-buku filsafat, meski akhirnya dia lulus dalam bidang hukum pada tahun 1663 sebelum pergi ke Jena.
Di Jena, di bawah bimbingan matematikawan sekaligus filsuf terkemuka, Erhard Weigel, dia mulai memahami pentingnya pembuktian matematika terhadap logika dan filsafat. Weigel percaya bahwa bilangan adalah konsep paling dasar dari alam semesta dan ide-ide ini memberi pengaruh sangat mendalam bagi Leibniz.
5. Joseph-Marie Jacquard (1752-1834)
Ditemukan oleh Joseph-Marie Jacquard (1752-1834) yang berkebangsaan Prancis. Punched card, awalnya digunakan untuk mengendalikan alat tenun Jacquard. Alat tenun ini ditemukan tahun 1801 dan masih digunakan hingga sekarang. Punched card disebut sebagai kartu berlubang, dimana lubang tersebut merupakan inti dari punched card. Punched card ini dirancang desain tenunan. Selanjutnya Babbage tertarik dengan punched card dari alat tenun Jacquard. Ia ingin menerapkan punched card untuk analytical enginenya. Kemudian pada tahun 1834, Lady Ada Augusta Lovelace meneliti punched card dan ia menilai bahwa punched card dapat dirancang untuk menginstruksikan mesin analisis milik Babbage dan dapat mengulang operasioperasi tertentu. Orangorang menganggap Lady Lovelace sebagai programmer pertama atas penilaian punched card tersebut.
6. Charles Babbage (1791-1871)
Charles Babbage merupakan salah seorang ilmuwan di dunia yang tercatat sebagai penemu Komputer Pertama. Mesin penghitung (Difference Engine no.1) yang ditemukan oleh Charles Babbage (1791-1871) adalah salah satu icon yang paling terkenal dalam sejarah perkembangan komputer dan merupakan kalkulator otomatis pertama. Babbage juga terkenal dengan julukan bapak komputer. The Charles Babbage Foundation memakai namanya untuk menghargai kontribusinya terhadap dunia komputer.
Charles Babbage lahir di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Southwark, London, 26 Desember 1791, anak dari Benjamin Babbage, seorang Banker. Kelebihannya dalam matematika sangat menonjol. Saat memasuki Trinity College di Cambridge tahun 1811.
Di usia 20 tahunan Babbage bekerja sebagai seorang ahli matematika terutama dibidang fungsi kalkulus. Tahun 1816, dia terpilih sebagai anggota "Royal Society" (organisasi sains dan akademis independen Inggris Raya, masih aktif hingga kini) dan memainkan peran penting di yayasan "Astronomical Society" (organisasi Astronomi dan geofisika Inggris raya, masih aktif hingga kini) pada tahun 1820. Pada masa ini Babbage mulai tertarik pada mesin hitung, yang berlanjut hingga akhir hayatnya.
Tahun 1821 Babbage menciptakan Difference Engine, sebuah mesin yang dapat menyusun Tabel Matematika. Saat melengkapi mesin tersebut di tahun 1832, Babbage mendapatkan ide tentang mesin yang lebih baik, yang akan mampu menyelesaikan tidak hanya satu jenis namun berbagai jenis operasi aritmatika. Mesin ini dinamakan Analytical Engine (1856), yang dimaksudkan sebagai mesin pemanipulasi simbol umum. Diantaranya adalah penggunaan punched card, sebuah unit memori untuk memasukkan angka, dan berbagai elemen dasar komputer lainnya.
Tahun 1828-1839, Babbage medapat gelar the Lucasian chair of mathematics (gelar professor matematika paling bergengsi di dunia) dari Universitas Cambridge. Selain mesin hitung, Babbage juga memberikan berbagai kontribusi lain. Diantaranya menciptakan sistem pos modern di Inggris, menyusun table asuransi pertama yang dapat diandalkan, menemukan locomotive cowcather (struktur berbentuk segitiga di bagian depan kereta api, yang mampu membersihkan rel dari gangguan) dan beberapa lainnya. Selain itu Babbage juga menyumbangkan ide-idenya di bidang ekonomi dan politik.
7. William Stanley Jevons (1835-1882)
Irving Fisher menggambarkan bukunya Teori Ekonomi Politik ( 1871 ) sebagai awal metode matematika di bidang ekonomi . Hal itu membuat kasus bahwa ekonomi sebagai ilmu yang bersangkutan dengan jumlah niscaya matematika . Dengan demikian , hal itu diuraikan di atas "akhir" ( marginal ) teori utilitas nilai . Pekerjaan Jevons ' , bersama dengan penemuan serupa yang dibuat oleh Carl Menger di Vienna ( 1871 ) dan oleh Léon Walras di Swiss ( 1874 ) , menandai pembukaan sebuah periode baru dalam sejarah pemikiran ekonomi . Kontribusi Jevons ' revolusi marjinal di bidang ekonomi pada akhir abad ke-19 yang didirikan reputasinya sebagai ekonom politik terkemuka dan ahli logika waktu .
Jevons mematahkan studi ilmu-ilmu alam di London pada 1854 untuk bekerja sebagai assayer di Sydney , di mana ia memperoleh minat dalam ekonomi politik . Kembali ke Inggris pada tahun 1859 , ia menerbitkan Teori Matematika Jenderal Ekonomi Politik pada tahun 1862 , menguraikan teori marginal utility nilai , dan A Jatuh serius dalam Nilai Emas di 1863. Untuk Jevons , utilitas atau nilai untuk konsumen dari unit tambahan produk berbanding terbalik dengan jumlah unit dari produk yang sudah dimilikinya , setidaknya di luar beberapa kuantitas penting . Itu untuk The Coal Question ( 1865 ) , di mana ia meminta perhatian pada kelelahan bertahap pasokan batubara Inggris , bahwa ia menerima pengakuan publik , di mana ia mengulurkan apa yang sekarang dikenal sebagai Jevon yang paradoks , yaitu bahwa peningkatan produksi energi efisiensi mengarah ke lebih tidak kurang konsumsi . Yang paling penting dari karya-karyanya pada logika dan metode ilmiah adalah Prinsip of Science ( 1874 ) , serta Teori Ekonomi Politik ( 1871 ) dan Negara dalam Kaitannya dengan Buruh ( 1882 ) .
8. Herman Hollerith (1860-1929)
Pada tahun 1890 merupakan awal pemrosesan data secara otomatis. Herman Hollerith (1860-1929) seorang ahli statistik menggunakan keahliannya dalam menggunakan punched card untuk sensus tahun 1890. Mesin yang digunakan dinamakan Hollerith’s punched card mechine. Dengan pemrosesan punched card dan mesin Hollerith, sensus bisa selesai dalam waktu 2,5 tahun. Sebelumnya the U.S. Bureau of Cencus tidak menyelesaikan sensus sejak tahun 1880 sampai hampir tahun 1888 dan kemudian dihentikan sebelum berlangsung selama 10 tahun.
Berdasarkan hasil penemuannya itu, Hollerith mendirikan sebuah perusahaan mesin Hollerith yaitu Tabulating Machine Company dan menjual produknya ke seluruh dunia. Terbukti permintaan mesin Hollerith sangat besar hingga menyebar sampai ke Rusia. Rusia pada tahun 1897 menggunakan mesin Hollerith untuk sensus pertama kalinya. Pada tahun 1911, Tabulating Hollerith Company bergabung dengan beberapa perusahaan lain dan berganti nama menjadi Computing-Tabulating-Recording Company.
9. Alan Mathison Turing (1912 – 1954)
Orang yang berjasa menciptakan mesin turing adalah Alan Mathison Turing, ahli matematika asal Inggris. Ia mengembangkan teori tentang “mesin universal” yang mampu memecahkan persamaan matematis. Selain merupakan peneliti komputer modern digital pertama, Alan juga yang pertama kali berpikir menggunakan komputer untuk berbagai keperluan. Bahkan saat menemukan mesin turing, ia belum lulus kuliah. Alan Mattison Turing lahir di Paddington London, 23 Juni 1912. Anak kedua dari Julius Mathison Turing dan Ethel Sara Stoney, melewati awal hidupnya di sebuah rumah panti asuhan di India. Pada tahun 1926, saat berumur 14 tahun, ia kembali ke Inggris untuk melanjutkan studi menengah atas di Sherborne. Minat utamanya ialah dalam bidang matematika dan sains.
Setelah lulus sekolah tingkat atas, ia melanjutkan kuliah di College, Cambridge University. Saat itu, ia mulai terpengaruh oleh buku bacaan mengenai sains dan matematika karangan Von Neumann, Russell dan Whitehead, dan Goedel. Sehingga dalam hasil penelitiannya, Turing lebih banyak “menciptakan kembali” dibandingkan “menggunakan” temuan yang sudah ada. Semasa kuliah juga ia aktif dalam gerakan damai di Cambrige dan juga ikut kelompok homoseksual.
Bakatnya di bidang matematika dan sains sungguh luar biasa. Pada tahun 1930, Alan mampu memberikan ide tentang komputer digital untuk pemecahan berbagai masalah. Ide itu diwujudkan dengan menciptakan Mesin Turing (Turing Machine) yang akan menjadi cikal bakal komputer modern.
Pada tahun 1934, Alan berhasil mendapatkan gelar sarjananya. Kecerdasannya mampu menghasilkan beasiswa di Peacton, Amerika Serikat. Setelah mendapatkan gelar Ph.D-nya, pada tahun 1936, Alan melanjutkan karier intelektual di Depertemen Komunikasi Britania Raya. Selama perang dunia II (1939-1945), bersama intelektual Inggris, ia ditugaskan untuk menghancurkan mesin Enigma Code (kode Enigma) milik pemerintah Jerman, yang pada waktu masih dipimpin oleh sang diktaktor Adolf Hitler.
Tahun 1950, Alan mengeluarkan paper yang berpengaruh besar berjudul “Computing Machinery and Intelligence”. Dalam papernya ini, Alan mengusulkan “Tes Turing” sebagai sebuah metode untuk menentukan apakah sebuah mesin memiliki “Artificial Intelligence”. Turing melihat otak manusia sebagai sebuah “mesin yang tidak teratur” yang belajar melalui pengalaman. Hingga tahun 1990-an Tes ini masih dianggap sebagai cara yang paling baik untuk menentukan intelegensia dari sebuah mesin. Alan juga berusaha untuk mewujudkan konsep “Mesin Turing” menjadi kenyataan dalam bentuk “Automatic Computing Engine” di “National Physical Laboratory”, walaupun pekerjaan ini tidak pernah selesai. Kemudian ia berpindah ke University of Manchester, membuat panduan untuk operasi Manchester Automatic Digital Machine (MADAM).
0 komentar:
Posting Komentar